Dipetik daripada Asybaluna Al-‘Ulama, Oleh Muhammad Shulthon Seorang lelaki dari kalangan muslimin merasa ajalnya telah dekat, dia mengutarakan kepada keluarganya akan keinginannya untuk melaksanakan haji tahun ini sehingga dia boleh mengakhiri hidupnya dalam keadaan telah mengerjakan rukun Islam yang kelima.
Istrinya keberatan terhadap keinginan menunaikan haji suaminya dengan alasan bahawa dia tidak mampu mengerjakan ibadah haji, demikian pula dengan anak-anaknya dengan alasan sedikit harta dan terputusnya rezeki apabila dia pergi meninggalkan keluarganya, mereka terus berdebat tentang masalah itu, ayahnya tetap mahu juga berangkat menunaikan haji sedangkan isteri dan anak-anaknya menghalang kecuali seorang anak perempuannya yang berdiri di tepi rumah menyaksikan pertengkaran dan perdebatan yang berlangsung menerus.
Sesudah perdebatan itu selesai, anak gadis tersebut masuk rumah sambiml berkata,’Biarkan ayah menunaikan perintah Allah, bertawakallah kalian sebab barangsiapa yang tawakal kepada Allah niscaya Allah mencukupinya’.
Berangkatlah ayah tersebut menempuh perjalanannya dan meninggalkan bekal yang sedikit, yang habis sesudah beberapa hari kepergiannya, anak-anak mengeluh kelaparan akibat kekurangan makan, semua anggota keluarga menyalahkan anak gadis itu dengan segala celaan, kerana dialah yang mendorong ayahnya sehingga dia tetap menunaikan ibadah haji.
Gadis itu masuk ke kamarnya, melakukan sholat dan meminta dengan sungguh-sungguh kepada Allah, ‘Ya Allah! Engkau adalah Tuhan Yang Maha Pengasih, siapa saja yang bertawakal kepadaMu akan Kau cukupi keperluannya.
Tidak berapa lama terdengarlah suara ketukan pintu.
Ibu membuka pintu lalu melihat beberapa orang lelaki dan seorang lelaki berkuda meminta kepadanya seteguk air, ibu beralasan bahwa di rumah itu tidak tersisa air kecuali sedikit untuk anak-anak, lalu keluarlah sang gadis dari kamarnya dengan membawa bejana besar yang penuh berisi air dingin, dia berkata,’Kebaikan Allah itu banyak, jika kalian minta tambah maka akan kutambah lagi’.
Kemudian lelaki itu meminumnya bersama teman-temanya, dan hilanglah segala dahaga mereka dengan air yang dingin itu, lalu dia mengeluarkan sepotong emas dari kantongnya dan meletakannya di bejana bekas air tadi seraya berkata,’Siapa yang ingin mengerjakan perbuatanku ini silahkan dia mengerjakannya’.
Semua anggota rombongan itu mengeluarkan sepotong emas dari kantong perbekalan mereka dan meletakkannya ke dalam bejana, sehingga bejana itu penuh dengan emas, lalu dia memberikannya kepada anak gadis tadi dan melanjutkan perjalanannya.
Sekarang bergembiralah perasaan sang ibu dan menari kegirangan anak-anaknya disebabkan adanya harta yang banyak ini, kemudian gadis kecil yang berdiri di pinggir bertutur lagi,’Bukankah sudah kukatakan kepada kalian bahwa barangsiapa yang bertawakal kepada Allah pasti Dia mencukupinya’.
(Dipetik dari: Asybaluna Al-‘Ulama, Oleh Muhammad Shulthon)
** sahabat firdausberjaya.blogspot, tahukah anda apa maksud dariapada cerita diatas?..
Islam menggalakkan penganutnya sentisa bertawakal kepada ALLAH SWT dengan Sebenar-benar tawakal. Ini kerana kita kena YAKIN yang memberi rezeki adalah Allah bukannya makluk ciptaNya. Kita mengambil contoh seperti burung. Walaupun tiada kekuatan seperti harimau,mahupun kepantasan seperti kuda,dan kuat seperti gajah tetapi dengan sikap Bertawakal Kepada Allah swt ia mampu mencari makanannya sendiri dengan hanya menggunakan mulutnya sahaja..
No comments:
Post a Comment